Coffee Book Jakarta: Tempat Nongkrong Hening untuk Para Pecinta Kopi dan Buku


Di tengah padatnya jalan raya dan rutinitas yang tak pernah berhenti, Jakarta ternyata masih menyimpan ruang kecil yang tenang dan bersahaja sebuah tempat di mana aroma kopi dan halaman buku bisa membuat waktu seolah melambat. Coffee Book Jakarta adalah salah satu dari sedikit tempat itu.

Terletak di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan, Coffee Book Jakarta tidak tampil mencolok dari luar. Berada di deretan ruko sederhana, kafe ini nyaris tidak tampak seperti tempat yang menyimpan ketenangan. Tapi justru di balik kesederhanaan itu, terdapat suasana yang begitu menenangkan—jauh dari bising, jauh dari tuntutan, dan cocok bagi siapa saja yang rindu duduk tenang, entah untuk bekerja, membaca, atau hanya menyeruput kopi sambil menatap halaman buku.

Interior Coffee Book Jakarta dirancang dengan cita rasa sederhana namun hangat. Dinding putih bersih, rak-rak kayu penuh buku, pencahayaan kuning temaram, dan meja-meja yang disusun cukup jarang agar setiap pengunjung merasa punya ruang sendiri. Beberapa kursi menghadap langsung ke jendela besar, membiarkan cahaya alami masuk sepanjang pagi hingga sore. Tidak ada musik keras di sini, tidak ada pelanggan berisik yang saling bersahutan. Hanya suara lembaran buku yang dibalik dan denting sendok di dalam cangkir kopi.

Koleksi bukunya menjadi daya tarik tersendiri. Tidak besar, tapi beragam. Buku-buku fiksi populer, kumpulan puisi, biografi tokoh, hingga novel Jepang dan Korea dalam terjemahan bisa ditemukan di sini. Beberapa pengunjung bahkan menyumbangkan buku mereka sendiri, memperluas koleksi yang bebas dibaca siapa saja tanpa biaya. Kafe ini mengusung konsep berbagi tanpa banyak kata, dan itu terasa dari keheningan yang tetap hangat.

Menu di Coffee Book pun dibuat tanpa ambisi untuk menjadi besar atau rumit. Kopi disajikan dengan cara yang jujur. Salah satu yang paling banyak dipesan adalah "Kopi Susu Buku", racikan klasik yang lembut dan tidak terlalu manis—cocok untuk menemani bacaan panjang. Ada juga pilihan minuman unik seperti kopi jahe, es teh bunga rosella, atau cokelat panas kental bernama "Choco Book". Untuk makanan, disediakan kudapan ringan seperti roti panggang isi keju, croissant, dan banana bread yang dibuat langsung di dapur kecil mereka setiap pagi. Semuanya disajikan tanpa pretensi, hanya untuk mendampingi waktu yang berjalan perlahan.

Meski tergolong kecil, Coffee Book Jakarta tidak hanya menjadi tempat untuk ngopi dan baca. Kafe ini juga menjadi rumah bagi kegiatan komunitas skala kecil—diskusi buku, tukar buku, atau sesi baca puisi yang biasanya diumumkan diam-diam lewat Instagram. Semua kegiatan dilakukan dengan semangat yang sama: pelan, santai, dan tetap menjaga suasana nyaman bagi semua orang. Tidak ada panggung besar, tidak ada pengeras suara. Hanya sekelompok orang yang ingin berbagi cerita dalam sunyi.

Buka setiap hari dari pukul 08.00 hingga 20.00, Coffee Book Jakarta perlahan menjadi tempat favorit bagi para mahasiswa, penulis lepas, dan siapa saja yang lelah dengan kafe-kafe ramai dan hingar-bingar. Di tempat ini, kamu bisa membawa laptop dan menyelesaikan pekerjaan tanpa takut koneksi terputus. Kamu juga bisa datang hanya dengan buku dan kopi, lalu menghabiskan dua atau tiga jam hanya untuk dirimu sendiri.

Alamatnya berada di Jl. Buncit Raya No. 39B, Pancoran, Jakarta Selatan. Meski letaknya agak tersembunyi, Coffee Book justru menyimpan pesonanya di sana. Tidak banyak yang tahu, dan mungkin itu yang membuat tempat ini terasa lebih seperti rahasia kecil di tengah kota. Jika kamu datang membawa kendaraan, tersedia tempat parkir terbatas di depan ruko, tapi bagi pengguna transportasi umum, lokasinya cukup mudah diakses dari halte Transjakarta terdekat atau stasiun terdekat.

Di Jakarta, di mana hampir semua tempat makan berlomba-lomba menjadi populer, Coffee Book Jakarta mengambil langkah sebaliknya. Ia tidak menawarkan sensasi, tidak menjual tren, dan tidak mencari atensi. Tempat ini ada hanya untuk mereka yang benar-benar butuh ruang tenang, untuk menyendiri, atau untuk menyelami halaman demi halaman yang mungkin sudah lama ditinggalkan.

Karena di Coffee Book, kamu tidak diminta untuk berbicara banyak. Kamu hanya perlu duduk, memilih buku, memesan secangkir kopi, dan membiarkan waktu berjalan semaunya.

Postingan populer dari blog ini

IIBF 2025 Kembali Digelar, Perkuat Industri Buku dan Literasi

Jakarta Bersiap Jadi Kota Global, Pemprov DKI Luncurkan Buku “Jakarta Rise#20”

Biar Nggak Bingung! Ini Dia Cara Jitu Pinjam Buku di Perpustakaan Cikini TIM